ISI BERITA

FLLAJ Kabupaten Lombok Barat Melakukan FGD terkait GESI

Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kabupaten Lombok Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) Gender Equality and Social Inclusion (GESI), Kamis, 29 September 2022 di Ujung Landasan Restaurant, Lombok Barat. Kegiatan tersebut juga membahas peningkatan keterbukaan informasi publik dan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan infrastruktur melalui program CoST ( Infrastructure Transparency Initiative ) serta pembahasan kegiatan FLLAJ Kabupaten Lombok Barat terkait GESI ( Gender Equality and Social Inclusion ). Kesetaraan gender dalam berbagai bidang terus disuarakan. Keterlibatan perempuan dalam lini tertentu dirasa masih kurang. Kurangnya keterlibatan perempuan ini dinilai karena beberapa faktor. Salah seorang tokoh agama Kabupaten Lombok Barat, Amrul Jihad dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa pandangannya terkait keterlibatan dan partisipasi gender dalam berbagai kegiatan dan keorganisasian yang dirasa masih minim. Perlu ada regulasi atau SOP yang jelas terkait keterlibatan gender. Selain itu ia mengutarakan keterlibatan gender juga harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. "Dari pemerintah dan NGO bisa memberikan tempat dan ruang sehingga keterlibatan gender bisa menjadi bagian dari berbagai kegiatan. Ini sebagai advokasi dalam membela dan memberdayakan gender dan disabilitas sehingga bisa terlibat dalam berbagai kegiatan. Mungkin ini diperlukan SOP," ucapnya. Menanggapi hal itu, Narasumber dari Brazil, Maria, yang memberikan pemaparan secara virtual mengatakan bahwa kurangnya keterlibatan gender dalam pembangunan dan infrastruktur bukan persoalan regulasi melainkan disebabkan oleh kurangnya kesempatan. Namun demikian, yang harus lebih diperjelas adalah bagaiman posisi gender tersebut dalam sebuah organisasi atau kegiatan yang harus disesuaikan dengan kemampuan atau bidangnya. Maria menekankan bahwa semua itu tergantung atitude dan budaya. Akan sulit mempromosikan gender itu di tengah masyarakat. Karena pertama hal ini dianggap tabu. Kedua, keterbatasan ruang dalam pembahasan gender dalam suatu organisasi. Diskusi tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan untuk menyelesaikan persoalan gender, yakni diperlukannya penguatan kapasitas (Capacity building), Memperbanyak meeting membahas terkait kesetaraan gender, Sosialisasi ke masyarakat terkait gender, adanya satu dinas sebagai pilot project untuk menerapkan gender guideline, membuka data terkait gender dalam pekerjaan infrastruktur dan assurance proses untuk menekankan gender. Kegiatan FGD diikuti oleh puluhan anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kabupaten Lombok Barat dan sejumlah OPD di Lombok Barat.
>